Iklan

February 18, 2020, 16:27 WIB
Last Updated 2020-02-19T00:27:39Z
Nasional

Dampak Mengerikan Ketika Anak Sering Dimarahi dan Dibentak

Jurnalmanado.com - Para orang tua pasti ingin yang terbaik bagi anak-anaknya. Tapi, keinginan yang begitu besar itu terkadang justru membuat orang tua tanpa sadar sering melakukan kesalahan.

Memang terkadang orang tua kerap dihadapkan dengan situasi yang bikin jengkel dan frustasi oleh mereka. Demi kebaikan anak, sering kali orang tua akan marah ketika si anak berulah hal tidak baik atau melakukan perbuatan kesalahan.

Biasanya orang tua akan memarahinya dengan cara membentak atau bahkan memukulnya. Padahal, akibat anak sering dimarahi dan dibentak berdampak besar terhadap perkembangan kepribadian dan kesehatannya.

Seperti dilansir healthline, Minggu (16/09/2018), ada beberapa efek jangka panjang yang terjadi akibat anak sering dimarahi dan dibentak. Berikut ini penjelasannya;

Merusak kepribadian

Sebagai orang tua, mungkin Anda berpikir bahwa membentak anak bisa memecahkan masalah dan dapat mencegah mereka berperilaku tidak baik di masa depan. Namun, penelitian menunjukkan kalau hal itu sebenarnya justru bisa menciptakan lebih banyak masalah dalam jangka panjang.

Sebuah setudi mengenai hubungan orang tua dan anak menunjukkan hal ini banyak terjadi. Dalam penelitian tersebut, anak-anak berusia 13 tahun yang sering dibentak orang tuanya bereaksi dengan meningkatkan perilaku buruknya di tahun berikutnya.

Penelitian lain juga menemukan bahwa, tak ada bedanya meski Anda menerapkan disiplin keras terhadap anak. Kerena ternyata hasilnya pun akan sama saja. Bahkan, perilaku mereka justru akan semakin buruk.

Cara pengasuhan yang kasar seperti halnya membentak dan lainnya, bisa benar-benar mengubah cara otak anak berkembang, karena manusia memproses informasi serta hal negatif lebih cepat diserap oleh otak dibanding hal yang baik.

Dalam penelitian yang membandingkan antara scan otak MRI orang-orang yang punya riwayat penyalahgunaan verbal orang tua di masa kecil, dengan scan otak dari orang-orang yang tidak punya riwayat tersebut, menemukan ada perbedaan fisik yang nyata pada bagian otak mereka yang memproses bunyi dan bahasa.

Depresi

Selain akan merasa sakit hati, anak-anak juga merasa takut atau sedih saat orang tuanya membentak, dan hal ini pun akan menyebabkan munculnya masalah psikologis yang lebih mendalam. Anak-anak bisa mengalami depresi dan hal ini akan terbawa sampai mereka tumbuh dewasa.

Dalam penelitian yang melacak soal peningkatan masalah perilaku anak usia 13 tahun yang sering dibentak, para peneliti pun menemukan adanya gejala depresi yang meningkat. Penelitian lain juga banyak bahwa hal tersebut berhubungan erat dengan tingkat depresi serta kecemasan anak. Hal ini bisa membuat perilaku anak semakin memburuk, bahkan dapat memicu mereka untuk merusak dirinya sendiri.

Mudah sakit

Mengalami stres semasa kanak-kanak akibat perilaku orang tua yang kasar secara verbal dapat meningkatkan risiko seorang anak gampang sakit, memiliki masalah kesehatan tertentu ketika kelak mereka dewasa. Penelitian tersebut mengungkapkan, apabila anak mengalami stres bisa berdampak jangka panjang pada kesehatan fisiknya.

Menyebabkan penyakit kronis

Sebuah setudi menemukan hubungan antara pengalaman negatif semasa kecil dapat mempengahuri perkembangan anak di masa yang akan datang. Pengalaman buruk itu mungkin akan mendatangkan penyakit kronis seperti sakit kepala, arthritis, masalah pada leher dan punggung, serta penyakit lainnya.

Memang setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Tapi, keinginan yang begitu besar itu terkadang justru membuat para orang tua secara tak sadar teah melakukan kesalahan. (tim)