JurnalManado - Sebelumnya, para dokter senior dan alumnus fakultas kedokteran Senin kemarin mendatangi Kantor Dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mendatangi ruang Fraksi PDIP Sulawesi Utara (Sulut).
Kunjungan dokter senior di ruang fraksi diterima Ketua Fraksi Rocky Wowor.
Selasa siang tadi, kunjungan yang sama dokter senior dan alumnus fakultas kedokteran mendatangi Fraksi Golkar. Dalam kunjungannya diterima Anggota Fraksi Winsulangi Salindeho dari Komisi l dan Carieg N Runtu (CNR) dari Komisi lV selaku Wakil Ketua.
Tampak dalam kunjungan tersebut diantaranya dokter Daniel Masengi MSi mantan Kadis Kesehatan Sulut dan sejumlah dokter senior.
Kepada sejumlah wartawan Daniel Masengi mengatakan, tak sembarangan memberikan nama untuk rumah sakit.
sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), pemberian nama rumah sakit (RS) tidak boleh atau dilarang nama orang yang masih hidup.
“Usulan-usulan kami untuk RSUD di Jalan Betesdha yang belum punya nama adalah guru besar yang sudah meninggal.
Karena sesuai Permenkes, pemberian nama rumah sakit tidak boleh atau dilarang nama orang yang masih hidup,” tegas Masengi, kepada JurnalManado.com Selasa (4/5/2021).
Para dokter senior mengusulkan tiga nama. Prof Arnold Mononutu, pernah menjadi Rektor Unhas, dokter Marie Thomas dokter perempuan pertama di Indonesia berasal dari Likupang, ketiga Prof Dr DS Kapoyos yang sangat berjasa di bidang kesehatan Sulut.
Memang dalam PMK No 30 Tahun 2019 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit pada pasal 55 mengamanatkan pemberian nama rumah sakit dilarang menambahkan kata internasional, international, kelas dunia, world class, global dan atau yang disebut nama lainnya yang bermakna sama.
Kemudian dilarang mencantumkan kepemilikan institusi atau bidang kekhususan lain yang bermakna serupa. Selanjutnya dilarang menggunakan nama orang yang masih hidup.(tino)