Iklan

June 25, 2021, 18:40 WIB
Last Updated 2021-06-26T01:40:21Z
Bitung

Nestapa Kebakaran Pasar Tua (2) Mencicipi Makanan di Dapur Umum, Ini yang Dirasakan Walikota MM

Reportase : Emon ‘Kex’ Mudami 


KAMIS (24/06) petang, sejumlah stafsus dan tim percepatan duduk merubung di sebuah meja di bawah tudung pohon,  sekitar armada yang menjadi dapur umum dalam pengelolaan Dinas Sosial Kota Bitung. Kadissos Give Mose terlihat siaga penuh, memimpin tim Dinsos yang tampil penuh semangat dan proaktif. Sebuah unit mobil ukuran besar merupakan wahana khusus yang digunakan dalam keadaan emergency.
‘’Baik peristiwa apa saja dalam skala besar, maka kami menurunkan mobil ini, di situ lengkap menjadi dapur masak, para koki semua pegawai di dinas saya’’ papar Mose.
Seperti hendak mendemonstrasikan kekompakan timnya, beberapa kali Mose meminta pegawainya menyiapkan kopi sampai pada urusan mengambil foto, semua dilakukan anggota tim dengan penuh semangat, sambil sesekali terdengar gurauan di antara mereka. ‘’Bukan apa di situasi begini mesti ada kelakar supaya suasana cair’’ sebutnya. 
Tak lama kemudian, ikut bergabung Kadis Pendidikan yang juga  Asisten 1 Julius Ondang S,Pd, yang makin melengkapi bahan percakapan sore itu. Stafsus Bidang Media dan Komunikasi Publik Ricky ‘Bend’ Tulalo, SH terlihat sibuk mencatat sejumlah data. Jurnalis senior ini tak henti bergerak mendapatkan informasi yang lebih utuh. ‘’Semangat Bidang media, salut’’ sebut Stafsus Herman Makalew yang stand by di lokasi sejak siangnya.
Saat tim hendak pamit ke Kadis Mose untuk melihat kondisi pengungsi di barak-barak yang terbangun di pelataran TKB, tiba-tiba sirene patwal terdengar, Walikota Maurits Mantiri terkonfirmasi kembali menyambangi lokasi petang itu. Praktis satu hari sejak pagi di tengah padat yang ketat, Walikota yang ditopang penuh Wakil Walikota Hengky Honandar sudah dua kali mendatangi lokasi. Tim Stafsus dan Percepatan serta Mose dan Ondang bergegas beranjak menemui Walikota yang seperti biasa bergerak cepat.
Maurits turun di depan TKB persis di muka pos sentral/utama penanganan yang diisi tim BPBD Kota Bitung. Ia bergerak naik ke panggung, di situ ia mengecek kondisi lalulintas bantuan dan data yang direkap tim BPBD. Sekitar 5 menit, Walikota turun dan mengarah ke dua bangsa besar di sisi kanan, ia masuk dan menyapa semua pengungsi. ‘’Aman semua toh, so makan?, kalau ada apa-apa cepat kasi tau ke kordinator’’ sebutnya.
Dari dua tenda utama, ia melangkah ke luar lokasi TKB masuk ke bagian ruas jalan menuju ke lokasi kebakaran, di bagian tak jauh dari TKB ada sekitar 2 tenda darurat terlihat para pengungsi bergerombol, Walikota kembali menyapa mereka, dan memastikan tak ada yang tak tertangani. Warga meminta beberapa bahan dan saat itu Walikota memerintahkan salah satu Kabid di BPBD Kota Bitung Fivi Kadeke yang ikut bersama agar segera menginventarisir kebutuhan para korban.
Rata-rata mereka butuh selimut, pakaian, termasuk pakaian dalam dan kasur, semua bahan ini telah tersedia di pos sentral di TKB. ‘’Ada semua Pak, tadi juga sudah disalur sesuai pengaturan, olehnya para kordinator kami siapakan ID agar mudah melakukan koordinasi’’ sebut Kadeke menjawab Walikota.
Walikota kembali bergerak menuju ke bagian dalam, di sini beberapa kali terdengar nyeletukan jika putaran masuk ini telah kesekian dilakukan Walikota, ‘’Nentau so keberapa ini, tadi malam saja Bapak keluar maso nda brenti’’ sebut seorang warga.
Sepanjang jalan, Walikota tetap menyapa warga sesekali melontarkan kalimat penyejuk, bahkan dengan nada bersenda gurau pasangan sehati Hengky Honandar ini seperti sengaja membuat suasana riang. Seperti di dalam sebuah tenda, ketika mendengar permintaan para Ibu-bu yang juga meminta pakaian dalam dan pempers, serta susu, Walikota mengiyakan.  ‘’Iya itu harus segera dilengkapi, nanti tim akan bawa, kalau lakilaki pakaian dalam masih boleh pake kase tabu bale bagian luar di dalam dan dalam di luar, rupa side a side b, kalau perempuan kasiang nda bisa’’ sebut Walikota yang disambut tawa pengungsi. Di sini terlihat kematangan seorang pemimpin, nada senda gurau adalah cara membuat para korban tak makin dihimpit tekanan.
Tiba di sebuah masjid ukuran kecil, Walikota merangsek masuk melihat keadaan tempat ibadah, terjadi dialog dengan warga dan pengurus.  Bangunan masjid terlihat masih bagus hanya semua atap yang ludes terbakar. Entah apa yang dicakapkan, tetapi terdengar Walikota memberi kisikan ke petugas pendamping agar menyimpan nomor kontak pengurus, mungkin berkaitan dengan revitalisasi mesjid ini. Seorang warga mengatakan sekiranya boleh cepat dibantu memperbaiki masjid ini, karena akan digunakan untuk sembayang Jumad oleh warga.
Kunjungan orang nomor satu di Kota Bitung ini jauh dari kesan sebuah pencitraan, terlihat upaya serius Walikota mengetahui lebih detil keadaan lapangan, terutamanya ingin menempatkan diri hadir di tengah situasi yang dialami warga. Dengan begitu selain mendengar langsung keluh-kesah warga, juga ia dapat memonitor secara lengkap system penanganan para korban. Walikota memperhatikan sangat detil, ini terlihat saat melewati bagian tengah lokasi kebakaran yang didiga sebagai titik awal api, Walikota memperhatikan sebuah sumur yang tengah dibersihkan seorang. ‘’Oh sumur kang, masih boleh mo pake biar for bersih-bersih dulu’’ sebut Walikota.
Dan saat tiba di pelataran menyerupa lahan kosong, tempat terbangun dua tenda darurat, Walikota menanyakan tentang keberadaan toilet dan urusan ke belakang, menurut warga ada beberapa kamar mandi milik rumah warga yang tidak terdampak kebakaran yang boleh digunakan. Walikota menambahkan di tempat kebakaran ada sumur yang bisa membantu kebutuhan warga pengungsi. ‘’Itu tadi di tengah kita liat ada sumur, boleh kwa bangun seadanya dulu for kebutuhan untuk wc dan lain-lain di situ’’ sebut Walikota. 
Hampir satu jam berpatroli di bagian dalam lokasi kebakaran, Walikota dan tim bergerak ke sisi luar menuju jalan besar masuk lewat samping lokasi dapur umum Dinas Sosial. Duduk di meja panjang ia menerima sebuah data rekapan sementara. Ia menemukan ada hal yang mecengangkan terutama berkait berkas anak-anak sekolah yang ikut terbakar. Walikota meminta Ondang untuk memback-up agar ijazah dan lain-lain dapat diisiapkan kembali oleh jajaran pendidikan.
Sementara bagian dapur terlihat sibuk karena mendekati jam makan malam pengungsi. Saat itu sekitar jam 18.30 Wita, tiba-tiba Walikota meminta untuk makan. Tak lama kemudian bagian dapur umum membawa sebakul nasi putih panas, sayur dan ikan, serta beberapa piring. Kesibukan bagian dapur umum terlihat meningkat, ikut terpantau kehadiran Ibu Norce Mbae isteri Kadis Give yang tak sungkan turun tangan, sibuk menyiapkan bahan makanan bersama tim.  
Walikota mengajak tim saat itu untuk bersama makan. Ternyata ini pun bagian dari cara Walikota memastikan kualitas produk dapur umum ini. ‘’Walikota mo tes dorang pe makanan apakah enak dan sedap untuk para warga pengungsi’’ sebut Maurits sambil mulai makan , tim kecil yang duduk meriung  tertawa mendengar nyeletukan itu.
Kadis Give Mose terlihat sedikit agak termangu manakala Walikota mulai menyendok makanan, setelah beberapa sendok terdengar celoteh Walikota. ‘’Oh enak ternyata dorang pe masakan, jangan kong serta mo bikin pa pengungsi kong nda siapkan dengan baik, Walikota mesti makan, sedap ternyata, pas depe garam’’ sebut Walikota disambut tawa semua yang ada. Mose pun tersenyum manis. (bersambung)