Iklan

May 4, 2023, 23:13 WIB
Last Updated 2023-06-05T06:36:41Z
AdvetorialBolmong

Penjabat Bupati Limi Mokodompit Dampingi Wagub Pada Acara Peringatan HUT GPdi di Kopandakan Bolmong


Jurnal Bolmong - Penjabat Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong), Ir Limi Mokodompit menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 86 Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) yang dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Utara (Sulut) Steven O.E Kandouw, bertempat di Halaman Gedung Bagas Raya Yadika, Kopandakan II, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolmong pada Kamis, 4 Mei 2023.

Turut hadir dalam perayaan HUT GPdI ke-86 tersebut, Anggota DPRD Sulut Roky Wowor, Ketua DPRD Bolmong Welty Komaling, Kabiro pembangunan Pemprov Sulut Abdulah Mokoginta, Kepala Inspektorat Provinsi Sulut Meki Onibala, Ketua Majelis Daerah GPdI Sulut Pdt Yvone Awuy Lantu, beserta pimpinan pimpinan gereja GPDI dari pusat dan- se Sulut.


Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Steven Kandouw saat menghadiri ibadah Raya Paskah dan HUT ke-86 GPdI Masuk Tanah Totabuan, Kamis (4/5/23) mengungkapkan, 86 tahun bukan merupakan umur yang singkat, namun berumur panjang dan sudah melalui banyak dinamika dengan jemaat yang luar biasa.

“Saya percaya kehadirannya saya karena bimbingan roh kudus untuk bisa beribadah bersama mensyukuri HUT ke-86 GPdI di Bumi Totabuan,” ungkapnya dihadapan para Gembala dan Jemaat GPdi yang hadir.



“Ini pekerjaan Tuhan luar biasa. Api Pantekosta semakin besar di Totabuan. Harapan Pak Gubernur di usia 86 tahun pararel dengan iman percaya kita. Apalah artinya dengan 230 jemaat, ribuan orang dengan pembangunan kuantitatif tidak berimbang dengan pembangunan iman,” sebut Kandouw.


Disamping itu, dirinya juga mengingatkan tentang fenomena Tostik People, suatu penyakit baru di masyarakat yaitu, orang suka menjadi racun di komunitas, berbuat ribut, penuh dengki, penghasut, dan tidak suka dengan kelebihan orang lain.


“Mudah mudahan di usia 86 tahun bisa meningkatkan kadar iman percaya kita,” harap wagub dengan mengibaratkan suatu kota yakni, Bihar di bagian Selatan India dengan jumlah penduduk 60 juta jiwa yang tidak ada perceraian, serta di Iwo Jima Jepang yang dimana kota itu tidak ada yang terjerat pidana berat maupun ringan sehingga penjara tutup.



“Di Bihar dan Iwo Jima itu tidak ada warga NU, Muhamadiyah, GMIM dan GPdI. Jadi pertanyaan apakah di tanah Totabuan dengan usia 86 tahun masih ada perceraian, pidana ringan dan KDRT. Apakah seremonial ini berbanding lurus dengan pembangunan iman?, ini menjadi momentum kontemplasi, intropeksi diri bagi kita,” tandas mantan Ketua DPRD Sulut itu.


Adapun diakhir kegiatan itu, Wagub Kandouw telah memberikan bantuan Rp20 juta untuk GPdI di Bumi Totabuan.(adv)