JurnalManado - Anggota Dewan perwakilan rakyat daerah
(DPRD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Drs. Boy VA Tumiwa, BSc, SH, MSi memberi perhatian serius terkait upaya mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (mitasi).
Legislator daerah pemilihan (dapil) Mitra - Minsel meminta agar alat peringatan dini (early Warning system ) harus terpasang agar mengurangi resiko bencana yang lebih besar dan luas.
"Soal bencana manusia tidak dapat menerka kapan terjadi, teta pi dengan kencanggihan teknologi saat ini kita patut waspada paling tidak dengan memasang alat deteksi dini.
Apakah Sulut sudah ada atau belum," tanya Tumiwa saat rapat dengar pendapat bersama Badan Penanggulangan Bencana. Senin (3/7/2023) lalu.
Personil Komisi lll ini berharap ada langkah yang menjadi perhatian dan wajib dilakukan untuk Mitigasi Bencana yakni
Menerbitkan peta wilayah rawan bencana,
Memasang rambu-rambu peringatan bahaya dan larangan di wilayah rawan bencana.
Mengembangkan sumber daya manusia.
Mengadakan penyuluhan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat.
Membuat bangunan yang berguna untuk mengurangi dampak bencana.
Dia menambahkan, Badan Penanggulangan bencana bertanggungjawab penuh terhadap berbagai peristiwa bencana baik yang sudah terjadi maupun mitigasi bencana di Sulut."tegas Tumiwa kepada JurnalManado.com
Ketersediaan Anggaran, Logistik serta berbagai kebutuhan .asyarakat terdampak bencana harus tetap tersedia," kata Tumiwa.
Sebagaimana laporan Kepala Badan Bencana Sulut Joy Oroh pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) alokasi anggaran Tahun 2022 ditetapkan sebesar Rp 10 Miliar , anggaran banyak terserap untuk belanja pegawai dan belanja barang dan jasa, sementara untuk kegiatan yang berhubungan bencana sebesar Rp.1.3 Miliar.
(tino)