Jurnal, Mitra - Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Tenggara (Mitra) Arnold Mokosolang, buka kegiatan Uji Sertifikasi Kompetensi Konstruksi (USKK) yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Mitra, bertempat di Balai Desa Wioi Kecamatan Ratahan Timur, Rabu 22/11/23.
Arnold Mokosolang mengatakan bahwa sesuai amanat undang-undang nomor 2 Tahun 2017 tentang jasa konstruksi dengan memperhatikan undang-undang nomor 11 Tahun 2020 tentang cipta kerja. “Dimana dalam penyelenggaraan jasa konstruksi di indonesia harus mempertimbangkan standar keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja karena itu merupakan hal yang penting dalam rangka menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sehingga tenaga kerja konstruksi dituntut untuk memiliki sertifikasi. Program ini sangat penting dan bertujuan untuk mendorong peningkatan kompetensi tenaga kerja dalam bidang pembangunan konstruksi,” ujar Mokosolang mewakili Bupati Mitra Ronald Sorongan saat membuka kegiatan.
Kata dia, dalam kegiatan tersebut tenaga kerja diuji dan dinilai terkait pengetahuan, keterampilan, dan penilaian nilai profesi yang meliputi aspek keselamatan, kesehatan, dan lingkungan.
“Sertifikasi kompetensi konstruksi penting untuk memastikan kualitas dan keamanan bangunan. Sertifikasi ini menegaskan bahwa orang yang terlibat dalam pembangunan konstruksi memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, sehingga dapat menjamin bangunan yang aman, nyaman, dan sesuai dengan standar yang berlaku,” tandas Mokosolang.
Kepala Dinas PUPR Novie Edwin Legi ST, ME melalui Kepala Bidang Bina Konstruksi Lussi Ambarukmi ST, CST. MM, menambahkan kegiatan yang menghadirkan para pekerja dari 7 Kecamatan yakni Ratahan, Ratahan Timur, Belang, Pusomaen, Tombatu, memberikan jaminan kepada pihak-pihak yang terkait, seperti pemilik bangunan dan pihak asuransi.
“Meskipun ini sangat penting, program sertifikasi kompetensi konstruksi masih belum sepenuhnya diterapkan secara mandiri oleh seluruh pekerja konstruksi. Padahal, tanpa sertifikasi ini, tenaga kerja yang terlibat dalam pembangunan konstruksi hanya mengandalkan pengalaman kerja tanpa didukung dengan dasar pengetahuan yang cukup, yang berpotensi merugikan berbagai pihak dan merusak kualitas pembangunan,” terangnya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya melaksanakan program USKK sebagai salah satu upaya untuk melakukan perbaikan pada kualitas pekerja di bidang konstruksi.
“Pada prinsipnya, kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki mutu pekerja di bidang konstruksi, termasuk memperbaiki pengetahuan dan penerapan prinsip-prinsip keselamatan konstruksi,” imbuhnya.
Menjadi pemateri, dari lembaga sertifikasi profesi PT Astekindo Konstruksi Mandiri. Melibatkan dua orang Asesor yakni Richard Uguy dan Helmut Manabung. (hak)