Iklan

April 29, 2025, 16:26 WIB
Last Updated 2025-04-29T23:27:53Z
Mitra

Bupati Ronald Kandoli Ajak Pencaker Manfaatkan Peluang Kerja Ke Jepang


Jurnal,Mitra - Bupati Minahasa Tenggara (Mitra), Ronald Kandoli, resmi membuka program Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) ke Jepang tahun 2025. Program unggulan ini, yang merupakan inisiatif dari Bupati Ronald Kandoli dan Wakil Bupati Fredi Tuda, menawarkan peluang kerja internasional bagi masyarakat Mitra dengan seluruh proses yang 100% Gratis dan transparan.


Acara pembukaan program ini dilaksanakan di Soekarno legislative hall Selasa 29/4/25 dan dibarengi dengan penandatanganan MOU antara Pemkab Mitra dengan Japan Global Education Center. Kehadiran program ini menjadi angin segar bagi masyarakat Kabupaten Mitra, terutama mereka yang berasal dari keluarga miskin ekstrem.


Program CPMI ke Jepang ini merupakan langkah strategis dalam menciptakan lapangan kerja yang luas dan layak bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang berasal dari keluarga miskin ekstrem. Bupati Ronald Kandoli menekankan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk menyiapkan lapangan pekerjaan secara luas bagi masyarakat Mitra.


“Melalui skema SSW ke Jepang, kita dorong generasi muda untuk memiliki akses kerja internasional, ketrampilan yang mumpuni, dan penghasilan yang lebih baik demi kesejahteraan keluarga dan daerah,” ujar Bupati Ronald Kandoli.


Dalam sambutannya, Ronald Kandoli menyampaikan bahwa program ini bermula dari pencalonan Bupati Ronald Kandoli dan Wakil Bupati Fredy Tuda. Sesuai dengan janji pada saat kampanye, mereka berdua berkomitmen untuk mengirim tenaga kerja ke Jepang.


“Ide ini muncul ketika kami menerima banyak lamaran kerja dari warga. Dari situlah, dalam pikiran saya saat mencalonkan diri, kami berusaha memfasilitasi dan membiayai para warga Kabupaten Mitra yang ingin bekerja di Jepang,” ungkap Bupati.


Bupati yakin bahwa program ini luar biasa dan akan berjalan lancar. Sebagai Pemerintah Kabupaten Mitra, mereka sepenuhnya mendukung warga mereka yang akan bekerja di Jepang.


“Kami akan memenuhi janji kami dengan memfasilitasi warga untuk bekerja di Jepang. Kami telah menandatangani MoU dengan BP3MI. Di Jepang, terdapat banyak peluang,” tambah Bupati.


Bupati menjelaskan bahwa salah satu syaratnya adalah usia antara 18-29 tahun. Rencananya, pada tahun ini, warga akan berangkat ke Jepang paling lambat bulan Oktober.


“Saya pastikan bahwa dalam proses perekrutan tenaga kerja ke Jepang, tidak akan ada intervensi. Kami akan mengadakan tes secara profesional,” tegas Bupati.


Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jeiny Ribka Pandelaki menekankan pentingnya kesesuaian peserta dengan kriteria yang telah ditentukan.


“Program ini bukan hanya kesempatan bekerja, tetapi juga proses pembentukan karakter dan kedisiplinan. Kami mengajak mereka yang memenuhi syarat untuk serius mengikuti seluruh tahapan,” jelasnya.


Seluruh peserta nantinya akan mengikuti seleksi awal, berupa tes kesehatan, psikotes, dan wawancara, sebelum memasuki kelas pelatihan yang akan diselenggarakan di Ratahan.


“Pemerintah menjamin program ini tidak dipungut biaya dalam bentuk apapun. Ini adalah bentuk keberpihakan nyata pemerintah daerah terhadap masyarakat kecil, dan komitmen untuk mencetak tenaga kerja berkualitas yang mampu bersaing secara global,” ujar Pandelaki.


“Kerja ke Jepang bukan lagi impian, tapi kenyataan yang bisa dimulai dari sekarang. Ingat proses hingga penetapan CPMI ke Jepang ini GRATIS dan didukung penuh oleh pemerintah daerah,” tambahnya.


Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Bupati Fredy Tuda, Asisten Pemerintahan dan Kesra Jani Rolos S.Sos,ME, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Arnold Mokosolang, MM, Kadis Nakertrans Jeini Pandelaki,SE,ME , Kepala BP3MI Manado Stahrul Afriady, Para camat, serta ratusan calon peserta CPMI didampingi orang tua masing masing. (hak)