
Jurnal Manado - Ditengah ketidakpastian global, perekonomian Sulawesi Utara mampu tetap tumbuh kuat 5,62% yoy pada Q1 2025. Hal itu dikatakan Kepala Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Utara Hari Utomo,SE,MM, pada kegiatan Bacirita APBN: Kinerja APBN Tahun 2025 Mendukung Resiliensi di Tengah Ketidakpastian, Ekonomi Sulawesi Utara Tetap Tumbuh Positif, dan Inflasi Terkendali.
Dijelaskan Utomo, aspek pemicu pertumbuhan ekonomi Sulut yaitu Kebijakan pemerintah diantaranya adanya Inpres Nomor 1 Tahun 2025 yang mengatur kebijakan efisiensi anggaran, program pemberian MBG yang sudah dimulai sejak Januari 2025 di beberapa locus daerah di Sulawesi Utara, pemberian diskon tarif tenaga listrik (Januari – Februari) bagi beberapa kategori pelanggan PLN, diskon tiket pesawat pada masa libur lebaran, dan pemberian THR ASN/TNI/Polri. Adanya peningkatan produksi dan mobilitas masyarakat berupa peningkatan produksi padi dan jagung (panen raya), Perkebunan, pertanian, dan perikanan. Peningkatan jumlah penumpang angkutan laut (7,26%) dan udara (2,15%). Serta tetap kuatnya tingkat konsumsi masyarakat yang dipengaruhi oleh tumbuhnya kredit konsumsi sebesar 8,79% dan terkendalinya tingkat inflasi Sulawesi Utara pada Q1 2025. Secara lebih spesifik, tingkat inflasi Sulawesi Utara pada bulan April 2025 adalah 2,27% yoy yang dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya telah berakhirnya program diskon tarif listrik, lonjakan harga emas dunia, naiknya beberapa komoditas karena cuaca ekstrim (ikan laut, beberapa komoditas pertanian, dll), dan volatilitas harga cabai rawit karena fluktuasi permintaan pada bulan Ramadhan dan lebaran.
Selanjutnya, dari sisi pemerintah, APBN tetap menjadi shock absorber dampak dari gejolak dan ketidakpastian ekonomi di tingkat global dan dampak bawaannya ke tingkat nasional dan regional Sulawesi Utara, sekaligus sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi di tingkat regional.
"Pelaksanaan APBN di Sulawesi Utara sampai dengan 30 April 2025, Pendapatan telah terealisasi sebesar Rp1.475,54 miliar atau 28,59% dari target yang telah ditetapkan, ' katanya.
Di Sulawesi Utara, pendapatan perpajakan menjadi sumber utama pendapatan negara dalam APBN. Tercatat realisasi penerimaan pajak di Sulawesi Utara sampai dengan 30 April 2025 adalah sebesar Rp888,90 miliar atau telah terealisasi sebesar 24,50% dari target penerimaan perpajakan tahun 2025.5. Selain dari penerimaan pajak, salah satu sumber pendapatan negara adalah dari pendapatan bea dan cukai dimana realisasi sampai dengan akhir April 2025, dilaporkan pendapatan bea dan cukai telah terealisasi sebesar Rp43,14 miliar atau 76,76% dari target.
Sampai dengan akhir April 2025 penerimaan Cukai telah terealisasi sebesar Rp5,82 miliar, Bea Masuk sebesar Rp5,49 miliar, dan realisasi penerimaan Bea Keluar sebesar Rp31,83 miliar.6. Komponen pendapatan negara lainnya adalah PNBP. Pendapatan APBN lainnya adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Capaian PNBP s.d 30 April 2025 adalah sebesar Rp471,38 miliar atau 31,93% dari target.
Dari sisi Belanja APBN, telah terealisasi sebesar 26,7% dari alokasi/pagu dengan nilai realisasi sebesar Rp5.968,77 miliar. Dari realisasi tersebut, sebesar Rp1.874,02 merupakan realisasi belanja satuan kerja instansi vertikal kementerian/lembaga di Sulawesi Utara dengan tingkat penyerapan 21,2% dari alokasi pagu. Terdiri dari realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp1.173,57 miliar (34,2% dari pagu), Belanja Barang sebesar Rp632,43 miliar (17,8% dari pagu), Belanja Modal sebesar Rp55,16 miliar (3,0% dari pagu), dan realisasi Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp12,86 miliar (46,2% dari alokasi pagu).
Transfer Ke Daerah (TKD) sampai dengan akhir April 2025 telah disalurkan Rp4.094,75 miliar atau 30,3% dari pagu. Dari angka tersebut, DAU adalah jenis TKD dengan nilai realisasi terbesar yaitu Rp3.086,83 miliar (34,6% dari pagu). DAK Non Fisik dengan terealisasi sebesar Rp469,87 miliar (26,1% dari pagu), Dana Desa terealisasi sebesar Rp327,42 miliar (29,4% dari pagu), Dana Bagi Hasil terealisasi Rp188,84 miliar (24% dari pagu), dan Insentif Fiskal telah terealisasi Rp21,79 miliar (24% dari pagu).
"Dapat disimpulkan, di tengah dinamika ketidakpastian global yang masih tinggi, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada Q1 2025 ini tetap kuat pada level 5,62% yoy. Hadirnya fiskal baik melalui APBN maupun APBD di Sulawesi Utara berperan sebagai shock absorber tekanan yang muncul untuk melindungi masyarakat dan menjadi katalisator untuk menjaga stabilitas ekonomi di sepanjang tahun 2025,"pungkas Utomo.
(postman*)