Iklan

November 24, 2014, 05:06 WIB
Last Updated 2014-11-24T13:06:32Z
Utama

Rica dari Gorontalo diduga menggunakan Pengawet

Jurnal,Manado- Ditengah kegelisahan warga akan harga Cabai (Rica) yang semakin melambung di Pasar Tradisional dan Pasar modern di Manado,  Balai Pengkajian Teknoligi Pertanian (BPTP) Sulut, mendapatkan temuan yang cukup mengejutkan.

Diduga rica Gorontalo yang beredar di pasar Manado dan terlihat masih segar menggunakan bahan pengawet. Hal ini diutarakan oleh Kepala Dinas Koperasi UMKM Manado, Ricky Poli dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Manado hari ini, Senin (24/11/204).

Akan temuan ini, Dinas Koperasi UMKM Manado juga telah melaporkan kepada Walikota Manado Dr GS Vicky Lumentut yang saat itu memimpin Rakor TPID tersebut.

Menurut Poli, normalnya, distribusi Cabai dari Gorontalo ke Manado yang memakan 7-8 jam jelas akan merubah warna rica tersebut. Namun pada kenyataanya nampak terlihat rica tersebut sampai di pasar Manado masih segar.

“Ini kami duga kalau Rica Gorontalo menggunakan bahan pengawet. Hal itu pun sesuai apa yang diinformasikan BPTP Sulut,” ujar Poli.

Untuk itu Poli menyatakan bahwa Tim Pemkot Manado beserta Dinas Koperasi akan turun melakukan pengambilan sampel dengan bekerjasama pihak Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Manado.

“Kan ada tim Pemkot Manado seperti Dinas Koperasi, Dinas Pertanian, Dinas Perindag, Dinas Kesehatan serta Bagian Perekonomian yang dipimpin Asissten II. Kita bisa lakukan uji kelayakan, dan itu memang perlu dilakukan.” tegas Poli.

Sementara itu, Kabag Perekonomian Pingkan Sinjal pun yang dimintai tanggapannya menyatakan akan turun bersama tim. “Kita akan turun, apakah benar atau tidak ada rica gunakan bahan pengawet,” tukas Sinjal.

Selain itu, dalam rakor TPID juga ikut dibicarakan soal harga Cabai yang dipermainkan pedagang. “Kalau pasaran harga tidak panas, stok akan ditahan. Jadi itu harga tergantung pedagang besar. Untuk itu perlu dilakukan kerjasama sentra produksi agar harga bisa ditekan,” ungkap salah satu perwakilan pasar modern Manado.

Perkembangan terakhir, memasuki akhir bulan November, harga Cabai terus meroket. Dari pantauan Bank Indonesia (BI), padahal awal bulan November harga masih dikisaran Rp22 ribu tapi masuk pertengahan November Rp70 ribu dan saat ini harga Rica telah mencapai Rp112.500 ribu per kilo.

“Kita harus mengetahui situasi di pasar dan sumber pasokan dari mana dan kemana larinya. Panen Rica menurut petani Minahasa ada saat ini, namun pengaruh harga juga dari Jawa yang naik, hingga terjadi lonjakan harga di Manado khususnya. Perbandingan inflasi antar kota di Sulawesi, Manado tertinggi dengan poin 1.14 persen diikuti Palu 1.31 persen. Tekanan inflasi November 2014 dipicu karena kenaikan cabe/rica sebesar 50 persen,” demikian menurut Kepala Kantor BI Perwakilan Sulut Luctor Tapiheru. (luq)