
Jurnal Manado,Minsel- Minuman tradisional beralkohol alias cap tikus Kabupaten
Minahasa Selatan sudah cukup dikenal skala nasional.
Buktinya DPRD Malinau
provisi Kalimantan Utara mengirim perutusan sedikitnya 10 orang ingin
mempelajari minuman khas Minahasa ini. Pimpinan rombongan dari pokja da yang
membidangi Ekonomi pembangunan Drs. Johny Impang, MSI mengatakan bahwa
daerahnya berkeinginan mengetahui tentang bagaimana dampak minuman alkohol
terhadap ekonomi masyarakat baik secara tradisional maupun. Pabrikan.
"Ya,
kami ingin mengetahui secara benar dari sisi ekonomi dari minuman khas daerah
ini baik secara tradisional maupun produksi pabrikan," kata dia.
Sementara itu, Asisten III Pemkab Minsel James Tombokan
mewakili Bupati Minsel Tetty Paruntu bahwa, Pemerinta daerah menyambut baik
kunjungan kerja ini.
Khusus untuk produk minuman tradisional beralkohol khas
Minahasa, kami menyampaikan mata pencaharian Minahasa Selatan sebagian besar
adalah petani, salah satunya penghasilan terbesar dari bahan baku cap tikus ada
di Minsel.
Ia menambahkan, dari pohon Aren ini dapat menghasilkan cap tikus,
melalui proses penyaringan, selain itu produksi turunannya adalah gula merah,
kolang kaling, ijuk, arak minahasa atau saguer.
"Kami juga menyampaikan masyarakat pengelola cap tikus ini bisa
menyekolahkan anak-anak dan keluarga sampai sukses hanya dengan bersumber pada
produk olahan pohon aren atau enau ini," ungkapnya. Selanjutnya rombongan
langsung meninjau lokasi proses penyulingan cap tikus langsung dari masyarakat
pengelola cap tikus. (sly)