Iklan

May 12, 2014, 11:39 WIB
Last Updated 2014-05-12T18:39:52Z
Manado

Panah Wayer jadi Senjata Paling Trend

Wakil Walikota Harley Mangindaan saat berada di TKP
Jurnal,Manado- Maraknya perkelahian dengan menggunakan panah wayer hingga saat ini sudah sangat meresahkan warga dan mengancam stabilitas keamanan di Kota Manado. Meskipun sudah ada tindakan tegas dari pihak Kepolisian setempat serta himbauan-himbauan yang dilakukan oleh Pemerintah, perkelahian dengan menggunakan panah wayer ini masih  belum teratasi sepenuhnya.
Hari ini, Senin (12/05) sekitar pukul 20.05 Wita, Rizki Husuna (16thn) menjadi korban panah wayer yang dilakukan oleh Marcel Palar (18thn). Kasus penganiayaan ini terjadi di jalan antara Kelurahan Makeret Timur Lingkungan 1 dan 2.  Menurut keterangan, kronologis kejadiannya sang korban yang adalah seorang siswa tengah duduk-duduk di pinggir  jalan dan secara tiba-tiba pelaku yang juga berstatus siswa salah satu sekolah menengah ini melepaskan panah wayer hingga mengenai dada kiri korban. Akibatnya, dada kiri korban tertancap panah wayer. Korbanpun segera dilarikan ke Rumah Sakit Wolter Monginsidi (RS Teling).


Kasus perkelahian dengan panah wayer ini bukanlah kasus yang baru, karena sepanjang 2013 lalu, juga tercatat beberapa kasus yang telah mengakibatkan banyak korban.
Pada 26 Januari:  Tawuran terjadi antara warga Lorong Cinderela dan Lorong Lumba-lumba, Sindulang 1, Kecamatan Singkil yang saling menyerang menggunakan batu, botol, serta panah wayer. Exsel Utusan (15thn) dan Maikel Areros (33thn) menjadi korban panah wayer di telapak kaki sebelah kiri dan di lutut sebelah kiri.

10 Agustus:  Zikar Hulantu (18thn), warga Kelurahan Banjer Lingkungan II, Kecamatan Tikala, mengalami luka serius di punggung terkena panah wayer, setelah diserang oleh dua orang pengendara sepeda motor
15 Agustus: Tian Mokalu (20thn), warga Kelurahan Wanea, tewas akibat panah wayer di Jalan Sam Ratulangi. Empat panah wayer menancap di tubuhnya. Tiga pemuda menjadi tersangka atas kasus tersebut. Sakti (16thn) merupakan salah satu tersangka, ternyata mahir membuat panah wayer.

6 September: Widi Walewangko (30thn), warga Kamangta Lingkungan IV, Kecamatan Tombulu, Minahasa, terkena panah wayer saat pulang mengendarai sepeda motor. Dua pria berboncengan melepaskan panah wayer saat berpapasan dengan korban di Jalan Taas Lingkungan III Manado.
30 September:  Robby Parengkuan (57thn), warga Kelurahan Buha Lingkungan III, juga tewas akibat anak panah wayer yang menancap di lehernya.

4 Oktober: Dua orang tak dikenal menyerang dengan panah wayer di Kampung Tuna, Lingkungan III, Kelurahan Kombos Barat, Kecamatan Singkil sekitar pukul 14.00 Wita.
12 Oktober: Jimmy Richard Rantung (14thn) tertancap panah wayer di bagian paha diserang oleh orang yang tak dikenalnya.
19 Oktober: Dua warga Kombos barat  yakni Alan Jafar (1thn7) dan Rizky Iyaku (14thn), nyaris menjadi korban panah wayer yang dilakukan oleh salah satu warga Kelurahan Ternate Tanjung, Kecamatan Singkil. Beruntung panah yang dilepaskan hanya mengenai sepeda motor Alan.

9 November: Nita (41), warga Lingkungan 3 Mahakeret, Kecamatan Wenang, menjadi korban panah wayer saat mencoba bersembunyi di rumah tetangganya untuk menghindar dari tawuran antarpemuda. (luq)