
Pelaksanaan
Buka Puasa Bersama (Bukber) yang diselenggarakan oleh DPRD Provinsi tidak
seramai tahun – tahun sebelumnya. Meski demikian, kegiatan tersebut berlangsung
khidmat dan rukun. Hal itu dirasakan oleh seluruh para undangan anggota dewan
dan PNS muslim dan non muslim yang hadir di ruang paripurna DPRD Sulut.
Kegiatan
yang dilaksanakan tiga hari sebelum lebaran tersebut atau tepatnya Jumat
(25/07) sore bertambah meriah saat Ustad Umar Maliki sebagai penceramah
membawakan
kultum tujuh menit diselingi dengan sindirian dan guyonan yang lucu.
Terlebih
dalam ceramah, Ustad menegaskan tentang pentingnya menumbuhkan rasa solidaritas
dan perilaku yang jujur. “Puasa adalah soal solidaritas. Bukan hanya soal
bicara tetang kelaparan, tapi merasakan bagaimana merasa lapar. Bukan soal
bicara menahan kehausan, tapi juga menahan hawa nafsu dalam bentuk apapun,”
ucap Maliki.
Ia
juga bicara soal puasa berbohong. “Air wudhu tidak sah jika hanya bibir yang
basah. Airnya harus lewat kerongkongan, agar dalam berkata-kata, kejujuran yang
dipegang.
Karena sekarang ini banyak sekali.
orang
baik banyak, tapi orang jujur adalah mahluk langka,” tambah dia.
Ketua
DPRD, Meiva Salindeho-Lintang dalam sambutannya mengakui bahwa kerukunan
merupakan hal penting yang harus tetap dijaga. Dan terkait cer
amah dari Ustad
Maliki, Meiva mengajak seluruh masyarakat Sulut untuk menjaga solidaritas dalam
perbedaan keyakinan.
Terkait
Pilpres pun, Meiva mengharapkan warga Sulut menjadi bagian penting dari
demokrasi di Negara ini.
Acara
buka puasa tersebut juga dihadiri oleh Wakil gubernur, DR Djouahri Kansil MPd
dan sejumlah anggota dewan. Di antaranya Djafar Alkatiri, Ayub Ali, Ritha
Hamid, Rosmawati Nasaru, Raski Mokodompit, Idrus Mokodompit, Sunardi Soemantha
dan Felly Runtuwene.(***)