Iklan

September 11, 2014, 04:03 WIB
Last Updated 2014-09-11T11:03:09Z
Utama

Mengenal Perilaku yang Impulsif

Jurnal,Manado – Talkshow yang dilaksanakan Delta FM Manado untuk kali ini dengan materi Dijelaskan oleh  Dr Maya Pertiwi, Specialis Neorologi, saat melakukan Tolkshow di Delta FM, Kamis (11/09/2014) dengan materi “Perilaku yang Impulsif” bahwa Pribadi Impulsif adalah perilaku manusia yang tiba – tiba berubah, tiba – tiba diluar rencana, atau sebuah sikap yang tidak didukung alasan yang kuat. Dan pada umumnya sikapnya tergolong irasional.
Sementara ciri-ciri pribadi impulsif, kalau bicara atau berbuat seringkali tidak disertai alasan-alasan atau penalaran-penalaran.
“Perilaku impulsif bukan juga karena kejahatan. Impulsif ada dua yaitu impulsif segera (Impusilf sistim), impulsive pelan (Impulsif reflektif Sistim),” terangnya.
Dijelaskan Dr Maya, Untuk berpikir kita menggunakan seluruh otak kita dan harus harmoni. Masing – msing bagian otak punya kegunaan masing – masing.  Yang mengatur perilaku kita adalah Lobus Frontalis (Otak bagian depan). Otak tersebut berfungsi untuk inisiasi tindakan. Kalau emosi yang bekerja otak bagian belakang yang disebut sistim linguist), tetapi jika itu mengalami gangguan maka dorongan atau impulsifitas itu timbul. Namun jika bekerja baik antara Lobus Frontalis dan sistim linguist itu akan terkontrol.
Berdasarkan teori evolusi dari lima juta tahun lalu dengan sekarang, otak manusia sekarang ini lebih besar tiga kali lebih besar. Dibagian frontal justru enam kali lebih besar, perkembangannya lebih cepat dibandingkan keseluruhan otak. Otak bagian depan berfungsi sebagai problem solving (pemecah olusi).
“Jika kita bisa jadi problem solver (Pemecah masalah), maka kita tidak jadi trouble maker (pembuat masalah),”
Jika orang melakukan kejahatan untuk pertama kali, pasti dalam keadaan takut dan itu masuk impuls bagian orbital frontal cortex Otak bagian atas dan bawah), kemudian sambung signalnya ke gerusinguli, dimana dia brpikir untuk menyelesaikan, namun jika lama – lama tidak diperbaiki, sudah dianggap selesai akhirnya menjadi kebiasaan buruk.
Untuk itu, belajar berpikir harus dari anak – anak, sebab otak anak – anak ibarat kertas putih untuk itu perlu di warna dengan terang dan benar sehingga otaknya akan indah namun jika sejak dini anak sudah dididik dengan yang tidak baik maka setelah besardia bisa menjadi trouble maker.(luq)