
Jurnal,Manado – Pelatihan Jurnalisme Damai hari kedua
dihadiri oleh Wakil Menteri Agama Prof. Dr. Nasarudin Umar.
Dalam kesempatan Ia menjelaskan bahwa terorisme bagi sebuah Negara
berdampak buruk, merusak stabilitas keamanan, juga merusak generasi muda
sebagai generasi penerus dimasa depan. Untuk itu perlu ada pencegahan dini.
Menurutnya, Media berperan penting dalam meminimalisir atau memberitakan kasus
teroris dengan cara tidak bersifat provokatif.
Diuraikan oleh Nasarudin, ciri – ciri
teroris itu adalah memaksakan kehendak, sesuatu yang tidak wajib tapi
diwajibkan, sesuatu yang belum haram tapi diharamkan, gampang menyalahkan orang
lain, sedikit – sedikit dibilang bid’ah. Intinya bertentangan dengan ajaran dan suka mempertentangkan antara Negara dan Agama.
“Agama dan Negara harus berjalan
seiring, budaya jangan dibenci sebab budaya adalah bajunya agama jadi berhati –
hatilah jika ada orang yang begitu gampang menyudutkan orang dan suka
mengkafirkan orang, maka itu tanda – tanda yang kita perhatikan. Kekerasan atas
nama apapun tidak ada nama didalam agama manapun,” jelasnya.
Orang nomor dua di Kementerian
ini juga mengatakan, Sulawesi khususnya poso merupakan wilayah yang menjadi
perhatian dari pihak keamanan karena masih ada kelompok - kelompok disana yang belum tertangkap yaitu
Santoso cs.
“Aparat ikut diancam oleh
kelompok ini. Untuk itu peran dari media sangat besar artinya untuk memberikan
informasi kepada masyarkat serta menyadarkan masyarakat bahwa akibat tindakan yang
terlalu galak dan mengatas namakan agama tidak berjalan sesuai dengan ajaran
agama,” pungkasnya
Usai membawa materi, Wamen menerima souvenir dari Badan Nasional Penanggulangan Teroris(BNPT).(luq)