Iklan

November 24, 2014, 04:07 WIB
Last Updated 2014-11-24T12:07:18Z
Utama

Bentrok TNI-POLRI yang menghebohkan



Markas Polres Oku yang dibakar TNI
Jurnal,Teranyar- TNI dan Polri mestinya memiliki kesamaan tugas menjaga keamanan serta menciptakan situasi kondusif dalam masyarakat. Sangat ironis bilamana kedua institusi tersebut saling bentrok dan justru membuat kekacauan.


Bentrok antara TNI dan Polri tidak hanya terjadi satu kali saja.

Tembak-tembakan dan bentrok keduanya beberapa kali terjadi. Bahkan mengakibatkan jatuhnya korban dan warga sipil terluka. Dan yang paling menghebohkan Anggota TNI AD Yonif 134/Tuah Sakti bentrok dengan Brimob Polda Kepri. Markas Brimob diberondong tembakan oleh para tentara, Rabu (19/11/14) malam.

Bentrok di antara dua institusi tersebut mengakibatkan satu anggota TNI tewas dan satu warga sipil terluka. Saat kejadian berlangsung, situasi dalam keadaan sangat mencekam.

Berikut ini, 5 bentrok TNI vs Polri paling menggegerkan:

1. Satu Tentara tewas akibat bentrok TNI dan Polri di Batam

Seorang anggota Yonif 134/Tuah Sakti, Kota Batam tewas dan warga sipil luka-luka lantaran terkena peluru, rabu malam (19/11/14). Diketahui tentara yang tewas setelah menyerang markas Brimob Polda Kepri bernama JK Marpaung (33) asal Medan, Sumatera Utara.
Sebelum menyerang markas Brimob, tentara-tentara membobol gudang senjata di Yonif 134 Tuah Sakti di Batam, Kepulauan Riau. Setelah anggota TNI itu mendapatkan senjata, mereka kemudian kembali ke markas Brimob dan menembak ke segala arah.

Bentrok antara anggota Batalyon 134 Tuah Sakti dengan Brimob merupakan dendam lama. Sebelumnya bentrokan juga pernah terjadi pada 21 September 2014 lalu, empat anggota TNI terluka.

TNI serbu Markas Polisi di Papua
2. TNI serbu markas Polisi di Papua dan terjadi baku tembak

Selain di Batam, bentrok antara TNI dengan polisi juga terjadi di Papua. Prajurit TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) 756/Winame Sili (WMS) menyerang Polsek Pirime, Kabupaten Lanny Jaya, Papua pada tanggal 13 Oktober 2014.


Yonif 756/WMS merupakan pasukan yang berada di bawah komando Brigade Infantri 20/Ima Jayakeramo, Kodam XVII/Cenderawasih, yang bermarkas di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Peristiwa ini terjadi akibat kesalahpahaman. Prajurit TNI menyerang Polsek Pirime, dengan cara menembaki markas kepolisian itu, Senin (13/10).

Satu anggota TNI yakni Letda Inf Ali mengalami luka tembak di bagian paha akibat kesalahpahaman saat sweeping. Dari laporan yang diterima terungkap insiden itu terjadi saat sweeping digelar di ruas jalan Pirime yang berlokasi di depan Polsek Pirime, melintas truk membawa kayu dari arah Wamena yang ditumpangi Pratu Pius, anggota Yon 756.

3. Serang Pospol di Karawang, anggota TNI diseret dan dipukuli

Sebanyak satu kompi TNI menyerang Brimob yang tengah berjaga di Pospol depan Mega Mall Karawang (19/11/2014). Akibatnya, sejumlah polisi terluka dan Pospol hancur dirusak anggota TNI.

Bentrok di antara keduanya pecah diawali cekcok di halaman parkir kantor DPRD Karawang. Tentara dengan seragam dinas loreng dan helm warna hijau dan sebagian berbaju preman datang dan masuk ke areal Kantor Pemda lewat pintu Timur sambil menenteng pisau sangkur, golok dan pentungan kayu atau bambu. Mereka langsung menyerang dan menganiaya anggota Dalmas yang sedang melakukan pengamanan aksi buruh sambil teriak-teriak.

Akibat penyerangan tersebut, beberapa anggota Dalmas mengalami luka. Setelah selesai melakukan penyerangan kurang lebih 20 menit, gerombolan anggota Yonif 305 kabur meninggalkan lokasi menuju Jalan Tuparev sampai di Bundaran Mega Mall.

Tidak itu saja, para anggota Yonif 305 inipun merusak Pos Lantas dan mobil milik anggota Polisi serta melakukan perusakan Pos gatur Hero dan 1 unit mobil pick up.


4. Markas Polres OKU dibakar TNI

Sejumlah prajurit dari Batalyon Artileri Medan 15/76 Tarik Martapura menyerang Markas Polres Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, (7/3/2013). Kejadian ini bermula ketika puluhan anggota Yon Armed 15/76 Tarik Martapura mendatangi Mapolres OKU dengan menggunakan truk dan sepeda motor.
Kedatangan puluhan prajurit berbaju loreng adalah untuk mempertanyakan kemajuan penanganan kasus penembakan Pratu Heru Oktavianus yang tewas akibat ditembak Brigadir Bintara Wijaya. Namun, kejadian ini berujung pengrusakan terhadap Mapolres OKU.

Anggota Yon Armed membakar beberapa kendaraan roda dua dan roda empat yang terparkir di sisi sebelah kiri Mapolres OKU. Mereka juga membakar bagian ruang SPK dan menyerang beberapa anggota Polres OKU dan anggota TNI yang sedang melakukan PAM bersama di Mapolres OKU.

Sebagian lagi anggota Yon Armed 76/15 ini menjaga di pintu Mapolres OKU, sehingga petugas pemadam kebakaran yang akan berupaya memadamkan api tidak diperbolehkan masuk. Suasana semakin mencekam dan api mulai membubung tinggi, baru setelah itu ratusan anggota Yon Armed 76/15 bergerak pergi meninggalkan Mapolres OKU. Sedikitnya 4 anggota Polri dan 1 sipil terluka.

Bentrok TNI-Polri ditengah kerusuhan Sampit
5. Bentrok TNI-Polri ditengah kerusuhan Sampit
Wilayah Sampit, Kalimantan Tengah sedang mencekam akibat kerusuhan SARA. 300 orang lebih tewas sementara ribuan lain terpaksa mengungsi. Di saat suasana muram ini, anggota TNI malah adu tembak dengan Brimob. Dua tewas sementara belasan luka-luka.

Peristiwa ini terjadi 27 Februari 2001 lalu. Saat itu pasukan TNI ditugaskan mengawal pelabuhan Sampit. Sekitar 10 ribu pengungsi diungsikan dari Pelabuhan Sampit ke Surabaya.

Pada siang hari, datang truk berisi pengungsi yang dikawal anggota Brimob. Mereka minta agar pengungsi yang mereka bawa segera dinaikkan ke dalam kapal yang akan berlayar. TNI menolak, suasana sempat ricuh. Untuk menenangkan massa Brimob mengeluarkan tembakan peringatan.

Tapi kemudian yang terjadi malah adu tembak. Korban berjatuhan dari kedua belah pihak dan para pengungsi yang tidak berdosa. (mdc)