Iklan

November 13, 2014, 04:26 WIB
Last Updated 2014-11-13T12:26:21Z
DPRD Sulut

Hearing di Dewan. PLN Kembali 'Curhat'



Jurnal,Manado – Hearing Komisi III DPRD Sulut dengan Perusahan Listrik Negera (PLN), Kamis (13/11), di ruang rapat I DPRD Sulut, seperti ajang curhat. Pasalnya, dalam hearing tersebut anggota komisi III ‘memuntahkan’ semua unek – unek yang dipendam sekian lama yang bersumber dari aspirasi masyarakat. 

Demikian juga sebaliknya oleh pihak PLN.
“Sangat mengherankan di daerah lain tidak terjadi pemadaman yang seperti di sulut. Jika di sejajarkan dengan sistim keuangan, APBD yang sama di provinsi lain tidak terjadi pemadaman seperti di sulut. Begitu juga saat ditanyakan masalah apa, jawabannya itu – itu saja, hari ini tambah darah berapa, besok tambah darah berapa. Seperti orang di hipo. Jelas – jelas persoalan ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, menimbulkan kemiskinan baru. 

Kalau begini pelayanan public khususnya menyangkut pelayanan masyarakat banyak, sangat memprihatinkan. Jika kelistrikan kita hanya tergantung pada tenaga uap dan air, sudah tidak asing lagi sebab sudah dialami sekian tahun dan harusnya sudah tahu solusinya apa,” ungkap Ayub Ali, Anggota Komisi III. Sembari mengingatkan kita punya tanggungjawab moril kepada masyarakat. 

“Saya sering hearing dengan PLN sewaktu di dewan kota manado. Jawaban dari persoalan mati lampu sama saja. Rusak inilah, rusak itulah. Menurut saya, prinsipnya PLN dalam posisi untung atau rugi harus melayani masyarakat. Dua tahun lalu, tahun lalu kita sudah mengalami krisis yang sama,” kecam Amir Liputo. 

Sudah tiga kali bapak mengira – ngira krisis itu akan berakhir di tanggal 1 september kemudian tanggal 30 september dan terakhir tanggal 24 okteber, tapi tidak ditepati. Engkau yang memulai engkau juga yang mengakhiri, kata Liputo.

Ia juga menyayangkan alasan – alasan PLN tidak pernah berubah.
“Begitu juga alasan lain yang disampaikan oleh pihak PLN, karena pohon sehingga mati lampu. Kita terbuka saja pak, pohon yang mana yang mengganggu PLN?” 

Sementara itu Manajer Pembangkit Listrik M Marbun mengatakan, sistim kelistrikan itu sehat apabila mempunyai cadangan 30 persen. Menurutnya di beberapa daerah sudah memiliki sehingga pemadaman tidak terjadi. 

“Yang punya cadangan tersebut di jawa dan bali serta sulawesi selatan. Sehingga daerah tersebut tidak pernah padam.  Sulut tidak punya cadangan tersebut jadi rentan mengalami pemadaman. Jika bisa bapak – bapak berjuang mendapatkan cadangan 30 persen, monggo (silahkan),” kata Marbun.

Terkait dengan urusan pelayanan ke masyarakat, Area Manado Yarid P. mengatakan, kegelisahan anggota dewan terkait pemadaman sama seperti yang mereka rasakan.

“Kami juga merasakan hal yang sama bahkan kegelisahan kami lebih berat dari yang bapak dan ibu rasakan. Satu – dua hari ini sms berkurang di handphone kami berarti keluhan juga berkurang. Ini kami ungkapkan bukan berarti kami sama sekali tidak bertanggungjawab. Kami tidak ingin di bela tapi kami juga ingin dipahami bahwa seperti inilah kami bekerja,” kata Yarid.

Terkait dengan gangguan pihak PLN juga mengakui jika masih sering terjadi kesalahan pencatatan meter oleh karyawan. Begitu juga soal PLN untung atau rugi.
“Kami juga harus mengakui banyak terjadi kesalahan pencatatan meter oleh pihak kami. Begitu juga jika ditanya PLN posisinya untung atau rugi, kami rugi pak,” tutupnya.(luq)