
Jurnal,Manado – Hearing Komisi
III DPRD Sulut dengan Perusahan Listrik Negera (PLN), Kamis (13/11), di ruang
rapat I DPRD Sulut, seperti ajang curhat. Pasalnya, dalam hearing tersebut
anggota komisi III ‘memuntahkan’ semua unek – unek yang dipendam sekian lama
yang bersumber dari aspirasi masyarakat.
Demikian juga sebaliknya oleh pihak
PLN.
“Sangat mengherankan di daerah
lain tidak terjadi pemadaman yang seperti di sulut. Jika di sejajarkan dengan
sistim keuangan, APBD yang sama di provinsi lain tidak terjadi pemadaman
seperti di sulut. Begitu juga saat ditanyakan masalah apa, jawabannya itu – itu
saja, hari ini tambah darah berapa, besok tambah darah berapa. Seperti orang di
hipo. Jelas – jelas persoalan ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, menimbulkan
kemiskinan baru.
Kalau begini pelayanan public khususnya menyangkut pelayanan
masyarakat banyak, sangat memprihatinkan. Jika kelistrikan kita hanya
tergantung pada tenaga uap dan air, sudah tidak asing lagi sebab sudah dialami
sekian tahun dan harusnya sudah tahu solusinya apa,” ungkap Ayub Ali, Anggota
Komisi III. Sembari mengingatkan kita punya tanggungjawab moril kepada
masyarakat.
“Saya sering hearing dengan PLN
sewaktu di dewan kota manado. Jawaban dari persoalan mati lampu sama saja.
Rusak inilah, rusak itulah. Menurut saya, prinsipnya PLN dalam posisi untung
atau rugi harus melayani masyarakat. Dua tahun lalu, tahun lalu kita sudah
mengalami krisis yang sama,” kecam Amir Liputo.
Sudah tiga kali bapak mengira –
ngira krisis itu akan berakhir di tanggal 1 september kemudian tanggal 30
september dan terakhir tanggal 24 okteber, tapi tidak ditepati. Engkau yang
memulai engkau juga yang mengakhiri, kata Liputo.
Ia juga menyayangkan alasan –
alasan PLN tidak pernah berubah.
“Begitu juga alasan lain yang
disampaikan oleh pihak PLN, karena pohon sehingga mati lampu. Kita terbuka saja
pak, pohon yang mana yang mengganggu PLN?”
Sementara itu Manajer Pembangkit
Listrik M Marbun mengatakan, sistim kelistrikan itu sehat apabila mempunyai
cadangan 30 persen. Menurutnya di beberapa daerah sudah memiliki sehingga
pemadaman tidak terjadi.
“Yang punya cadangan tersebut di
jawa dan bali serta sulawesi selatan. Sehingga daerah tersebut tidak pernah
padam. Sulut tidak punya cadangan
tersebut jadi rentan mengalami pemadaman. Jika bisa bapak – bapak berjuang mendapatkan
cadangan 30 persen, monggo (silahkan),” kata Marbun.
Terkait dengan urusan pelayanan
ke masyarakat, Area Manado Yarid P. mengatakan, kegelisahan anggota dewan
terkait pemadaman sama seperti yang mereka rasakan.
“Kami juga merasakan hal yang
sama bahkan kegelisahan kami lebih berat dari yang bapak dan ibu rasakan. Satu
– dua hari ini sms berkurang di handphone kami berarti keluhan juga berkurang.
Ini kami ungkapkan bukan berarti kami sama sekali tidak bertanggungjawab. Kami
tidak ingin di bela tapi kami juga ingin dipahami bahwa seperti inilah kami bekerja,”
kata Yarid.
Terkait dengan gangguan pihak PLN
juga mengakui jika masih sering terjadi kesalahan pencatatan meter oleh
karyawan. Begitu juga soal PLN untung atau rugi.
“Kami juga harus mengakui banyak
terjadi kesalahan pencatatan meter oleh pihak kami. Begitu juga jika ditanya
PLN posisinya untung atau rugi, kami rugi pak,” tutupnya.(luq)