
Jurnal,Manado - Ketua Komisi II DPR RI EE Mangindaan kembali ke Sulut dengan agenda reses di wilayah Minahasa.
Menariknya
dalam temu sapa dengan warga Kolongan Induk Minahasa Lape sapaan
akrab Mangindaan mengungkapkan pengalaman pribadinya terkait dengan pemilihan
kepala daerah melalui DPR.
“Waktu usai menjabat Gubernur, rakyat minta untuk melanjutkan, namun usai mendaftar ada anggota dewan datang meminta ratusan juta, agar dipilih mereka. Tawaran itu langsung saya
tolak karena prinsip saya “lebih baik turun terhormat, daripada naik tercela,” tegas politisi Partai Demokrat resmi Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI periode 2014-2019 ini.
Ditegaskan Lape, jika rakyat meminta untuk memilih langsung, maka aspirasi akan di bawa ke pusat. “Demi rakyat saya siap pasang dada. Memilih langsung, mati kaloo mati. Sah,” seru Lape didepan ratusan warga Kolongan. Dijelaskan Lape, ketika sidang paripurna yang lalu, memutuskan pilkada tidak langsung baik di provinsi kabupaten maupun kota. NamunPresiden SBY melihat karena aspirasi rakyat lebih banyak meminta untuk langsung, maka beliau memutuskan untuk Perpu, peraturan pemerintah
pengganti undang-undang karena sudah jadi undang-undang yang tidak langsung. Untuk itu Lape menyatakan, orang Minahasa, harus berani tampil, berlatih untuk mau tampil. “Saya tunggu generasi muda, yang berani tampil pengganti pemimpin masa sekarang,” ujarnya.
Reses Lape itu pun ikut perkuat 4 Pilar Kebangsaan yakni, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Momen rese tersebut pun menjadi ajang warga Kolongan mengungkapkan keluhan. Mulai dari bisa perjuangkan jalan menuju ke perkebunan yang belum tersentuh, kebebasan dalam beragama,
usulkan Jln wilayah Kolongan sudah rusak berat, hingga pertanyakan soal aturan penebangan kayu yang ada dipekarangan sendiri. “Akan keluhan dan masukan warga akan ditampung dan ditindaklanjuti tentunya dalam agenda usai reses DPRI RI,” terang Lape yang didampingi istri tercinta Adelina Tumbuan. (**/luq)
“Waktu usai menjabat Gubernur, rakyat minta untuk melanjutkan, namun usai mendaftar ada anggota dewan datang meminta ratusan juta, agar dipilih mereka. Tawaran itu langsung saya
tolak karena prinsip saya “lebih baik turun terhormat, daripada naik tercela,” tegas politisi Partai Demokrat resmi Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI periode 2014-2019 ini.
Ditegaskan Lape, jika rakyat meminta untuk memilih langsung, maka aspirasi akan di bawa ke pusat. “Demi rakyat saya siap pasang dada. Memilih langsung, mati kaloo mati. Sah,” seru Lape didepan ratusan warga Kolongan. Dijelaskan Lape, ketika sidang paripurna yang lalu, memutuskan pilkada tidak langsung baik di provinsi kabupaten maupun kota. NamunPresiden SBY melihat karena aspirasi rakyat lebih banyak meminta untuk langsung, maka beliau memutuskan untuk Perpu, peraturan pemerintah
pengganti undang-undang karena sudah jadi undang-undang yang tidak langsung. Untuk itu Lape menyatakan, orang Minahasa, harus berani tampil, berlatih untuk mau tampil. “Saya tunggu generasi muda, yang berani tampil pengganti pemimpin masa sekarang,” ujarnya.
Reses Lape itu pun ikut perkuat 4 Pilar Kebangsaan yakni, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Momen rese tersebut pun menjadi ajang warga Kolongan mengungkapkan keluhan. Mulai dari bisa perjuangkan jalan menuju ke perkebunan yang belum tersentuh, kebebasan dalam beragama,
usulkan Jln wilayah Kolongan sudah rusak berat, hingga pertanyakan soal aturan penebangan kayu yang ada dipekarangan sendiri. “Akan keluhan dan masukan warga akan ditampung dan ditindaklanjuti tentunya dalam agenda usai reses DPRI RI,” terang Lape yang didampingi istri tercinta Adelina Tumbuan. (**/luq)