Jurnal,Manado- Rekonstruksi pembunuhan Hajja (Hj) Aminah Potabuga (60) istri mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulut KH Fauzi Nurani, di lapangan upacara Polresta Manado, sore tadi, berjalan dramatis. Ratusan kerabat dan keluarga korban terus meneriaki pelaku TH alias Yamin (30) saat peragaan reka ulang pembunuhan yang terjadi pada 1 April 2015 lalu.
"Pembunuh, pembunuh! Dasar tidak ada otak. Orang (korban) sangat baik dan tidak bersalah tega kamu habisi dengan cara sadis," teriak kerabat dan keluarga korban pada pelaku, Kamis sore, (23/4/2015). Sementara ketiga anak korban, Taufik, Iqbal, Titi, serta cucunya(Yayan, Wawa, Naswa, Galu, Gea, Gilda, Marwa, Safa) terus berselawat dan cucuran air mata mereka terus membasahi pipinya.
Tak hanya anak dan cucu korban, para tetangga pun terus menangis, sebab Gilang (cucu tunggal korban) menangis histeris sembari meneriaki pelaku sebagai seorang pembunuh.
"Pembunuh, kembalikan nenek saya. Nenek, Nek....," teriak cucu korban sambil meronta dan ditahan oleh orangtuanya lantaran ingin menghampiri dan memukul pembunuh neneknya itu.
Iqbal, salah satu dari tiga anak korban, dan beberapa tetangga, pada adegan pembunuhan dilakukan. Mereka menerobos police line dan aparat, untuk memukul pelaku. Beruntung, amukan mereka cepat ditahan petugas, dan pelaku pun terpaksa diamankan serta rokonstruksi dihentikan sejenak. Ela pembantu korban yang ikut menjadi saksi, dan ikut memperagakan salah satu adegan. Dengan spontan, dia melampiaskan kekesalannya dengan cara menonjok sekali muka korban, lalu meninggalkannya.
Menurut iqbal sangat apresiasi dengan tugas aparat kepolisian yang dengan cepat menangkap pelaku,dan berharap agar pelaku dihukum seberat-seberatnya. "Hukum seberat-beratnya itu pelaku. Jika perlu, berikan hukuman setimpal, yakni hukuman mati!," kata Iqbal, anak korban.
Sementara itu Kasat Reskrim Polresta Manado Kompol Dewa Made Palguna mengatakan, rekonstruksi tersebut terdapat 46 adengan.dan korban di bunuh pada adegan 16 hingga 18 korban tewas. “ada sebanyak 46 adegan yang berdasarkan BAP,dan pada adegan 16 hingga 18 tersangka menghabisi korban”ungkap kasat yang ramah dengan wartawan ini. Kasatreskrim menambahkan ,atas perbuatannya, pelaku dikenai pasal berlapis,yaitu pasal 338, ancaman 15 tahun, dan pasal 365 pencurian dengan kekerasan (curas), dengan ancaman 15 tahun penjara.
"Bahkan tidak menutup kemungkinan, pelaku akan dikenakan hukuman mati, berdasarkan pasal 340 perencanaan pembuhan dari hasil rekonstruksi tadi," tutup mantan kasatreskrim polres minahasa. Sekedar diketahui, kejadian tragis yang menimpa mantan ketua MUI ini, terjadi di dalam rumahnya sendiri di Kelurahan Mahawu, Lingkungan III, Kecamatan Tuminting, Kota Manado.
Persoalannya sangat sepele. Pelaku yang baru bekerja dua hari di rumah korban untuk bersih-bersih, memaksa korban untuk memberikannya upah. Karena tidak menuruti keinginan pelaku, Hj Aminah (korban) dihabisi dengan cara dipukuli korban martil di bagian rahangnya hingga tewas. Kemudian pelaku kabur membawa mobil Honda Jazz hitam DB 4422 AN milik korban.
Menurut pengakuan pelaku, dia menghabisi korban pagi hari sekitar pukul 09.00 WITA dan keberadaan/kematian korban baru diketahui pihak keluarga setelah mendobrak pintu sekitar pukul 18.00 WITA. Pelaku sendiri dibekuk polisi sekitar pukul 20.30 WITA, di depan Bandara Sam Ratulangi.(luq)
"Pembunuh, pembunuh! Dasar tidak ada otak. Orang (korban) sangat baik dan tidak bersalah tega kamu habisi dengan cara sadis," teriak kerabat dan keluarga korban pada pelaku, Kamis sore, (23/4/2015). Sementara ketiga anak korban, Taufik, Iqbal, Titi, serta cucunya(Yayan, Wawa, Naswa, Galu, Gea, Gilda, Marwa, Safa) terus berselawat dan cucuran air mata mereka terus membasahi pipinya.
Tak hanya anak dan cucu korban, para tetangga pun terus menangis, sebab Gilang (cucu tunggal korban) menangis histeris sembari meneriaki pelaku sebagai seorang pembunuh.
"Pembunuh, kembalikan nenek saya. Nenek, Nek....," teriak cucu korban sambil meronta dan ditahan oleh orangtuanya lantaran ingin menghampiri dan memukul pembunuh neneknya itu.
Iqbal, salah satu dari tiga anak korban, dan beberapa tetangga, pada adegan pembunuhan dilakukan. Mereka menerobos police line dan aparat, untuk memukul pelaku. Beruntung, amukan mereka cepat ditahan petugas, dan pelaku pun terpaksa diamankan serta rokonstruksi dihentikan sejenak. Ela pembantu korban yang ikut menjadi saksi, dan ikut memperagakan salah satu adegan. Dengan spontan, dia melampiaskan kekesalannya dengan cara menonjok sekali muka korban, lalu meninggalkannya.
Menurut iqbal sangat apresiasi dengan tugas aparat kepolisian yang dengan cepat menangkap pelaku,dan berharap agar pelaku dihukum seberat-seberatnya. "Hukum seberat-beratnya itu pelaku. Jika perlu, berikan hukuman setimpal, yakni hukuman mati!," kata Iqbal, anak korban.
Sementara itu Kasat Reskrim Polresta Manado Kompol Dewa Made Palguna mengatakan, rekonstruksi tersebut terdapat 46 adengan.dan korban di bunuh pada adegan 16 hingga 18 korban tewas. “ada sebanyak 46 adegan yang berdasarkan BAP,dan pada adegan 16 hingga 18 tersangka menghabisi korban”ungkap kasat yang ramah dengan wartawan ini. Kasatreskrim menambahkan ,atas perbuatannya, pelaku dikenai pasal berlapis,yaitu pasal 338, ancaman 15 tahun, dan pasal 365 pencurian dengan kekerasan (curas), dengan ancaman 15 tahun penjara.
"Bahkan tidak menutup kemungkinan, pelaku akan dikenakan hukuman mati, berdasarkan pasal 340 perencanaan pembuhan dari hasil rekonstruksi tadi," tutup mantan kasatreskrim polres minahasa. Sekedar diketahui, kejadian tragis yang menimpa mantan ketua MUI ini, terjadi di dalam rumahnya sendiri di Kelurahan Mahawu, Lingkungan III, Kecamatan Tuminting, Kota Manado.
Persoalannya sangat sepele. Pelaku yang baru bekerja dua hari di rumah korban untuk bersih-bersih, memaksa korban untuk memberikannya upah. Karena tidak menuruti keinginan pelaku, Hj Aminah (korban) dihabisi dengan cara dipukuli korban martil di bagian rahangnya hingga tewas. Kemudian pelaku kabur membawa mobil Honda Jazz hitam DB 4422 AN milik korban.
Menurut pengakuan pelaku, dia menghabisi korban pagi hari sekitar pukul 09.00 WITA dan keberadaan/kematian korban baru diketahui pihak keluarga setelah mendobrak pintu sekitar pukul 18.00 WITA. Pelaku sendiri dibekuk polisi sekitar pukul 20.30 WITA, di depan Bandara Sam Ratulangi.(luq)