Iklan

May 29, 2015, 13:09 WIB
Last Updated 2021-01-21T13:25:33Z
PemerintahanPolitik

Wowor : Nama Pahlawan dan Tokoh Sulut Diabaikan Disulut

Nobitho Wowor
Jurnal,Manado – Nama mempunyai pengertian yang luas. Dengan nama orang pasti akan mengenal sejarahnya dan dikenang. Orang, tempat sangat penting diberikan nama sehingga kita bisa mengetahui dan sebagai bahan perenungan dan kenangan karena mempunyai histori. 

Sulut sendiri ada beberapa lokasi yang mencantumkan nama pahlawan atau nama wilayah lokasi itu sendiri. Misalnya, Taman Laut Bunaken, Bukit Kasih Kanonang, Universitas Sam Ratulangi. Atau nama Jalan Robert Wolter Mongisidi dan lain sebagainya.

Namun sayangnya ada yang tidak menggunakan nama tokoh sulut atau khas minahasa. Padahal banyak tokoh atau pejuang asli sulut yang layak dikenang dan disematkan namanya sehingga bermanfaat bagi generasi penerus. Hal ini menjadi perhatian bagi warga yang peduli tentang budaya sulut.

Salah satu pemerhati budaya sulut, Nobhito Wowor menyayangkan hal tersebut.

“Banyak tokoh – tokoh sulut yang harus menjadi perhatian tapi justru diabaikan namanya. Contoh kasus Jembatan Soekarno yang baru diresmikan, kenapa tidak menggunakan nama tokoh sulut seperti Henk Ngantung misalnya, mantan Gubernur DKI orang sulut, ” terang Wowor, saat dimintai tanggapannya, Jumat (29/05/2015).

Begitu juga dengan nama objek wisata Pantai Surabaya, lanjut Wowor.
“Seharusnya diganti dengan nama yang masih relevan dengan nama kearifan local sulut khususnya minahasa. Hal seperti ini harus dikritisi,” pungkas pengurus Kerukunan Keluarga Kawanua (K3) ini.(man)