Hal ini dikarenakan, ratusan bahkan mungkin ribuan pohon jati dibabat habis. Enam alat berat yang berada dilokasi tanpa ampun menggaruk akar-akar pohon.
Bunyi keras jatuhnya ribuan pohon terdengar hampir setiap hari. Lokasi yang dulunya terlihat asri, kini rata tanah.
Ancaman bencana pun, tinggal menunggu waktu. Enta kapan Desa-desa di sekitar lokasi akan mendapat dampak kemarahan alam.
Valdy Suak Ketua Aliansi Masyarakat Lingkar Tambang (Amalitra) pun angkat bicara. Sabtu 22/02/2020.
Katanya, melihat kondisi ini pihaknya berinisiatif untuk melakukan penghijauan. "Dari Aliansi dan penambang manual sudah sepakat untuk lakukan penghijauan bersama. Kita juga akan undang Pemerintah dan masyarakat lain yang ingin ikut," ungkapnya.
Ia mengatakan, hal ini bentuk kepedulian untuk masa depan masyarakat. "Ingat anak cucu kita nanti, kalau banjir dan bencana lain siapa yang rugi," akunya.
Dya juga mengatakan, lewat Aliansi ini para penambang manual akan dibina untuk perhatian terhadap lingkungan. "Jadi dimana para penambang bekerja, areal itu harus dihijaukan kembali. Dan ingat untuk berhati-hati saat lokasi tersebut ada pohon," ungkapnya.
Dya juga berharap mendapat dukungan Pemerintah terkait rencana tersebut. "Dalam waktu dekat ini, saya harap dibantu pemerintah untuk bibit pohon dan buah yang akan kita tanam," tutupnya.(hak)