Iklan

October 27, 2020, 09:53 WIB
Last Updated 2020-10-27T16:53:25Z
Kesehatan

Ketika Corona Mulai “Insaf”


Jurnal Manado Sebagaimana kita tahu bersama bahwa Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Sulawesi Utara sendiri dengan jumlah penduduk 2.506.981 Jiwa, sempat geger dengan gangguan virus corona. Apalagi saat itu sekitar bulan Maret 2020, Pemerintah baik provinsi maupun kabupaten / kota mengeluarkan aturan untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah. Aparatur Sipil Negara (ASN) diwajibkan kerja di rumah atau Work From Home (WFH), Sekolahpun diliburkan kemudian diterapkan sistim belajar dirumah. Pertokoan hingga rumah makan ditutup sementara berdampak pada karyawan dirumahkan bahkan ada yang di PHK karena perusahaan tidak mampu membayar gaji. Hal ini membuat kepanikan yang luar biasa bagi warga. Para petugas medis, SAT POL PP bahkan sibuk berpatroli mengawasi setiap sudut kota jika ada yang berkumpul maka akan diberikan sanksi.

Gubernur hingga Bupati Walikota tak henti melakukan aksi sosialisasi bagaimana menangkal virus corona. Pemerintah pusat hingga ke kabupaten / kota gencar pula menyalurkan bantuan berupa beras, ikan kaleng, mie instant, minyak goreng dan lainnya dengan tujuan agar warga tetap tinggal dirumah dan untuk menutupi kekurangan pangan warga yang terdampak pandemi.

Panik ! ya, semua menjadi panik dengan serangan mematikan virus pandemi ini. Terlebih orang yang telah berusia 50 tahun keatas.

Jalan yang seharusnya pada dengan kendaraan bermotor dan pejalan kaki tiba - tiba lengang seperti kota mati, tempat berkumpul fasilatas olahraga terligat sepi, sungguh menakutkan.

Yang paling menakutkan adalah ketika terjangkit virus tersebut. Pasalnya, penderita harus dikarantina selama 14 hari dan sanksi moral harus ditanggung keluarga seakan mereka telah membuat aib yang memalukan karena dikucilkan dari masyarakat dan lingkungan.

Meski demikian, kebersihan kota harus tetap terjaga, yang akhirnya harus memaksakan para pejuang kebersihan tetap melaksakan tugasnya.

Jelas kami merasa takut, semua memberitakan tentang virus corona dan meninggal karena corona. Tapi kami butuh kerja untuk makan dan kota ini harus bersih, kami pasrah saja dan tetap bekerja,ucap Nirma Pulontalo seorang wanita berusia 56 tahun yang sudah menggeluti profesi sebagai petugas kebersihan selama 7 tahun

Ia pun tetap menjalankan tugasnya dengan ikhlas dan penuh kepasrahan, baginya isi perut paling utama dan kota manado harus bersih khususnya di area yang menjadi tanggungjawabnya, tak peduli lagi dunia sedang dilanda virus yang berbahaya meski pada kenyataannya puji sukur ia tak pernah sakit karena virus.

Diungkapkan Dokter Bahagi Mokoagow., MSi bahwa kehidupan bersih sudah sejak dahulu kala diterapkan. Dengan situasi dan kondisi seperti sekarang ini maka kebersihan itu wajib ditingkatkan. Kebiasaan baru atau new normal mau tidak mau harus juga dijalankan. Menggunakan maker dimanapun dan kapanpun, menjaga jarak dengan orang lain.

Ini menjadi kebiasaan baru yang harus diterapkan dikehidupan kita. Menggunakan masker awalnya terasa menyesakkan apalagi saat sedang berbicara, soal make up biasa saja karena tidak terlalu jadi pengeluhan, cara bersalamanpun harus dirubah. Faktanya kita sekarang ini hidup berdampingan dengan covid - 19, tetap laksanakan protokol kesehatan,katanya. Sembari mengatakan peran perempuan sangat penting dalam memutus mata rantai penyebaran covid - 19 terutama dimulai di lingkungan keluarga.

Dikeluarga juga saya mengontrol kehidupan mereka dengan protokol keluarga, anak - anak selalu diingatkan untuk tetap menjaga kebersihan dan mengikuti protokol kesehatan, mereka dilarang keras keluar rumah jika tidak perlu apalagi hanya sekedar kumpul - kumpul,jelas Mantan Kepala RS Ratumbuysang ini.

Sebagaimana diterapkan dirumah, begitu juga yang ia terapkan di dinas yang ia pimpin.

Dikantor juga saya ketat penerapan protokol kesehatan, pegawai juga sampai saat ini masih diterapkan piket. Semua pegawai di instansi saya dilakukan tes rapid. Saya berharap dengan disiplin kita semua maka virus covid cepat berlalu,ungkap Bahagia.

Meski demikian, bahagia melihat ada hal yang sangat positif dengan adanya corona yaitu selain kebersihan diri dan lingkungan, secara langsung semua diajarkan melek teknologi. 

Pada akhirnya usaha tak mendustai hasil. Kerja keras kepala - kepala daerah dan perangkat serta warga sulawesi utara dalam memutus mata rantai penyebaran covid - 19 terjawab,  virus covid - 19 di sulut berangsur surut.

Jubir Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Sulut dr Steaven Dandel menyatakan,Hari ini, Senin (26/10/2020) diumumkan ada 25 orang yang sudah sembuh, sehingga total yang sembuh hingga saat ini sudah mencapai 4.430 orang. Kasus yang masih aktif hingga hari ini sebanyak 604 kasus, dengan pengurangan 5 kasus.

Sementara itu, untuk kasus meninggal hari ini ada penambahan 2 kasus baru sehingga total kasus meninggal sebanyak 195 kasus.(lihat grafis)


Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Nasional Doni Monardo pada Rapat Koordinasi Penanganan COVID-19 bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara di Kantor Gubernur Sulawesi Utara, Rabu, 7 Oktober 2020 mengapresiasi, upaya pengendalian covid 19 yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara bersama jajaran pemerintah daerah setempat karena dapat menurunkan tingkat zonasi risiko dalam kurun waktu satu bulan terakhir.

Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Sulut Agus Fatoni sejak menginjakkan kaki di bumi nyiur melambai langsung melakukan sosilasi protokol kesehatan covid - 19 yaitu 3T yakni testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), dan treatment (pengobatan) dan 4M yaitu menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

Bukan hanya itu saja, Bang AF rela turun kejalan membagi masker dan sosialisasi langsung kepada masyarakat.

Pada debat kandidat pun ia mengusulkan agar dilakukan debat bagaimana program kandidat dalam percepatan pemberantasan covid - 19 serta bagaimana menumbuhkan kembali perekonomian ditengah pandemi.


Covid-19 di Sulut kadangkala naik-turun, namun telah diapresiasi oleh Ketua Tim Satgas Penanganan Covid-19 pusat Doni Monardo karena Sulut sebagai salah satu daerah yang akan melaksanakan Pilkada yang kasus Covidnya turun. Ini jawaban kita terkait dengan keraguan masyarakat bahsa Pilkada itu akan berdampak pada penyebaran Covid,katanya.

Pantauan jurnalmanado.com bahwa situasi di era new normal terlihat mulai berjalan seperti biasa. Kemacetan kembali terjadi, sarana olahraga dan pusat perbelanjaan mulai ramai lagi dan aktivitas warga terlihat seperti biasa.(man)