JurnalManado - Uskup Menado Mgr Benedictus Estefanus Rolly Untu, MSC Setelah memimpin Misa Minggu, 31 Oktober 2021, di Stasi St. Paulus Tombuluan.
Uskup Manado melanjutkan kunjungannya ke tanah kebun seluas 13 Ha milik Keuskupan Menado tersebut oleh Umat Stasi disiapkan untuk menanam Sereh Wangi.
Uskup Menado yang diundang Umat ke lokasi tersebut ternyata untuk mendoakan dan memberkati lahan yang akan dikelolah Umat.
Pada kesempatan tersebut Uskup Menado selain didampingi Pastor Paroki Kembes, Didi Poluan, Pimpinan Paroki dan Stasi, tapi hadir juga Pengusaha Jakarta Herman Umbas, Angg DPRD Sulut Fabian Kaloh, Kades Tombuluan dan sejumlah tokoh umat lainnya.
Sebelum melakukan penanaman perdana Sereh Wangi, Uskup Menado dan Herman Umbas sempat memberikan wejangan kepada Umat
Uskup mendorong Umat agar di masa Pandemi ini tidak hanya kuat Imannya tapi juga harus kuat ekonomi keluarganya.
Salah satu cara yaitu bertani/menanam Sereh Wangi.
Jangan biarkan tanah kita ini ditumbuhi ilalang yang tidak bermanfaat, kita harus terus semangat dan bekerja keras menjadi petani2 yang sukses.
Pada kesempatan yang sama ketika Umat memberikan kesempatan Bpk Herman Umbas untuk memotivasi Umat, Herman berpesan agar kita harus tau strategi, system dan tata cara menanam dan memelihara Sereh Wangi, memproses menjadi Minyak serta bagaimana packaging, bahkan menjualnya.
Suami Sonya Silvana Kembuan SSK juga menambahkan bahwa kami sudah memproduksi minyak Atsiri menjadi sabun dan bahan kosmetik yang nilai jualnya cukup mahal.
Jadi Herman mengingatkan agar kita harus merencanakan bagaimana tahapan pasca panen. Apa yang akan kita lakukan untuk memproses hasil panen, kita sebaiknya harus punya Pabrik untuk mendestilasi Sereh Wangi Kering menjadi Minyak, sambil mengatakan ; “Jika memang hasil panen disini cukup, maka saya akan pindahkan Pabrik Destilasi yang ada di Sonder kesini”, ujar Herman.
Selanjutnya juga Herman Umbas yang tau persis bisnis ATSIRI ini, berjanji akan membantu Petani dan Produsen minyak Sereh Wangi ini untuk mencarikan buyer dari luar negeri, tentu dengan catatan kwalitas minyak Sereh tersebut harus sesuai standart pasar internasional.
Sebab jika salah mengelolah Sereh Wangi, maka minyaknya hanya menjadi konsumsi lokal yg harga jualnya murah.
Menutup pembicaraan Herman Umbas mengingatkan agar Umat terus kompak, bersatu, bekerja bersama agar semua proses pengelolaan Sereh Wangi ini akan menghasilkan produk yg berkwalitas.(tino)