
![]() |
Wagub Viktor Mailangkay Wakili Gubernur Serahkan Bangun |
Jurnal Manado - Enam kabupaten/kota di Sulawesi Utara (Sulut) mendapat penghargaan dari Gubernur Yulius Selvanus. Apresiasi ini dialamatkan karena Pemerindah Daerah (Pemda) mampu menurunkan angka prevalensi stunting di bawah rata-rata capaian angka nasional.
Keenam daerah itu, yakni Terbaik 1 Kota Tomohon dengan angka prevalensi sebesar 10,8 persen, Terbaik 2 Kabupaten Kepulauan Talaud (11,6 persen), Terbaik 3 Kota Manado (18,8 persen), Terbaik 4 Kabupaten Minahasa Utara (18,9 persen), Terbaik 5 Kabupaten Bolaang Mongondow (19,3 persen), Terbaik 6 Kabupaten Minahasa dengan
angka prevalensi sebesar 19,4 persen.
Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Wakil Gubernur Sulut Victor Mailangkay saat kegiatan Rembuk Stunting 2025 di Hotel Aryaduta Manado, pada Rabu (16/7/2025).
“Apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah menunjukkan dedikasi, kerja keras, dan semangat kolaborasi dalam upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Sulawesi Utara,” ujar Wagub Victor Mailangkay mewakili Gubernur Yulius Selvanus.
Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa intervensi yang tepat, komitmen yang kuat, serta kerja lintas sektor yang solid, menghasilkan capaian positif.
“Namun demikian, kepada kabupaten/kota yang mengalami peningkatan prevalensi stunting, saya mengingatkan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap strategi yang telah dijalankan. Penguatan koordinasi, sinergi lintas sektor, serta pelaksanaan intervensi yang berbasis data dan menyentuh langsung sasaran prioritas, menjadi sangat penting agar kita dapat memastikan upaya yang lebih efektif dan tepat sasaran,” terangnya.
Sulut sendiri, sesuai Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2024 alami penurunan sebesar 0,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menjadi 20,8 persen. Kendati alami penurunan, namun kni belum signifikan.
“Meskipun angka prevalensi stunting
di Sulawesi Utara secara konsisten berada
di bawah rata-rata nasional, kita tidak boleh
lengah,” tegasnya.
Masih dalam sambutan gubernur, wagub menyebut Rembuk Stunting penting dilaksanakan. Karena kegiatan ini memiliki arti yang sangat strategis dalam rangka memperkuat fondasi pembangunan manusia di Sulut.
“Isu stunting bukan semata-mata persoalan
kesehatan, tetapi merupakan tantangan multidimensi yang menyentuh aspek tumbuh kembang anak sejak usia dini yang pada akhirnya akan menentukan kualitas generasi penerus kita,” tuturnya.
Stunting, lanjut dia, tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik anak, namun juga mengganggu perkembangan kognitif, kemampuan belajar hingga produktivitas ketika mereka memasuki usia dewasa.
“Jika tidak ditangani secara serius, terarah, dan berkelanjutan, maka stunting akan menjadi penghambat utama dalam upaya kita menciptakan Sumber Daya Manusia yang unggul, sehat dan berdaya saing,” tuturnya.
“Untuk itu, percepatan penurunan stunting harus kita maknai sebagai bagian tak terpisahkan dari strategi pembangunan daerah, khususnya dalam membangun generasi Sulawesi Utara yang berkualitas demi masa depan yang lebih gemilang,” terangnya.
(*)